(فَصْلٌ) وَيَصَحُّ ضَمَانُ الدُّيُوْنِ الْمُسْتَقِرَّةِ فِى الذِّمَّةِ إِذَا عُلِّمَ قَدْرُهَا. وَلِصَاحِبِ اْلحَقِّ مُطَالَبَةُ مَنْ شَآءَ مِنَ الضَّامِنِ وَاْلمَضْمُوْنِ عَنْهُ إِذَا كَانَ الضَّمَانُ عَلَى مَا بَيَّنَا.
وَإِذَا غَرِمَ الضَّامِنُ رَجَعَ عَلَى اْلمَضْمُوْنِ عَنْهُ إِذَا كَانَ الضَّمَانُ وَاْلقَضَاءُ بِإِذْنِهِ. وَلَا يَصَحُ ضَمَانُ اْلمَجْهُوْلِ وَلَا مَا لَمْ يَجِبْ إِلَّا دَرْكَ الْمَبِيْعِ.
Sah menanggung hutang yang masih dalam tanggungan ketika diketahui perkiraan yang akan ditanggung. Bagi yang punya hak berhak meminta kapan saja dari yang menanggung dan yang ditanggung ketika barang yang ditanggung itu adalah jelas. Dan ketika barang itu sudah di tempuhi yang menanggung maka meminta kembali terhadap yang ditanggung ketika tanggungan itu telah diijinkan olehnya.
Tidak sah menanggung tanggungan yang tidak diketahui dan juga tidak sah menanggung sesuatu yang tidak wajib kecuali dalam bab tingkatan perdagangan.